Makna Puisi Wiji Thukul dalam Film “Istirahatlah Kata-Kata” dengan Pendekatan Semiotika Ferdinand De Saussure

  • Adi Ari Hamzah
Keywords: Film Wiji Thukul, Makna Puisi, Semiotika

Abstract

Abstrak

Puisi merupakan ungkapan yang ditulis menggunakan bahasa yang indah. Selain itu, puisi dapat digunakan sebagai media berkomunikasi, dengan menyelipkan pesan yang mengandung nilai kehidupan manusia. Tujuan puisi adalah membawa manusia melihat keindahan pesan dari puisi. Penelitian terhadap puisi Istirahatlah kata-kata dan Tanpa Judul karya Wiji Thukul dalam Film Istirahatlah Kata-Kata bertujuan untuk mengetahui secara mendalam kondisi sosial pada masa pemerintahan orde baru dimana banyak terjadi penindasan dan penculikan aktivis kala itu. Pengungkapan tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi tanda-tanda berupa teks dalam puisi yang telah tersaji, kemudian tanda-tanda tersebut dimaknai dengan kondisi sosial. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan pedekatan semiotika Ferdinand De Saussure, yaitu dengan memilah yang dimaksud dengan signifier (Penanda, aspek material berupa tulisan, gambar maupun suara yang bermakana), signified (Pertanda; “gambaran mental” pemikiran atau konsep aspek mental dari bahasa), dan signification pada kalimat didalam puisi.

Kata Kunci : Film Wiji Thukul, Makna Puisi, Semiotika.

 

Abstract

Poetry is an expression written in beautiful language. In addition, poetry can be used as a medium of communication, by inserting messages that contain the value of human life. The purpose of poetry is to bring people to see the beauty of the message of poetry. Research on poetry “Istirahatlah Kata-Kata” and “Tanpa Judul” of Wiji Thukul's work in the film of “Istirahatlah Kata-Kata” aims to find out in depth the social conditions during the New Order government where there were many oppressions and kidnappings of activists at that time. The disclosure is done by identifying the signs in the form of text in the poem that has been presented, then the signs are interpreted as social conditions. This research includes the type of qualitative research, using the semiotic approach of Ferdinand De Saussure, namely by sorting out what is meant by the signifier (Markers, material aspects in the form of writing, drawing and sounding), signified (Signs of "mental images" thinking or concepts of mental aspects from language), and signification on sentences in poetry.

Keywords :  Wiji Tukul, Film, The Meaning of Poetry, Semiotics

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aminudin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Bandung: Sinar baru Algesindo, 2004), Cet,V.
A. Teeuw, Sastra dan ilmu sastra, Pengantar Teori Sastra (Jakarta Pusat: PT Dunia Pusaka Jaya, 1984), Cet.1.
Dennis McQuail, Mass Communication Theory, Second Edition (Jakarta: Erlangga, 1996).
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)
Dep dik bud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1991).
Djunaidi Ghony, Metode penelitian kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).
Ferdinand de Saussure, Pengantar Linguistik Umum (Gadjah Mada Universitas Press,1988).
Hamidi, Metodologi Penelitian Kualitati (Malang: UMM Press, 2004).
Heru Effendy, Mari Membuat Film (Jakarta: Erlangga, 2009).
Rahmat Djoko Pradopo, Pengajian Puisi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), Cet. IX.
Richard Harland, Superstrukturalis (Yogyakarta: Jalasutra, 2006).
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi (Jakarta: Erlangga, 1997).
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006).
Kris Budiman, Semiotika Visual Jalasutra Anggota KPAI (Yogyagkarta, September, 2011).
MH Abrams, A Glossary Of Literary Lamps, Holt Rinehart and Winston (New York, first edition, 1981).
Muhammad Al-Fayyadl, Derida (Yogyakarta: Lkis, 2005).
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015).
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003).
S. Effendi, Bimbingan Apresiasi Puisi (Jakarta: Penerbitan Nusa Indah-Percetakan Arnoldus, 1974), Cet.II.
Sri Purnawati, Teknik Pembuatan Film (Surabaya:Iranti Mitra Utama, 2009).
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2015).
Sukristi, Struktur Puisi Sajak Ibu Karya Wiji Thukul dan Implementasi dalam Pembelajaran SMA Kelas X Semester 1 (Skripsi, Universitas Sanata Darma Yogjakarta, 2011).
Hanata Oksinata, Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru Karya Wiji Thukul (Skripsi, Universitas Sebelas Maret 2010).
Dimas Albiyan Yudha Nurhakiki. Buruh Indonesia Pada Masa Orde Barudalam Kumpulan Puisi Nyanyian Akar Rumput Karya Wiji Thukul dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Jurusan Bahasa dan Sastra Indunesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (Universitas Islam Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 ).
https:// pakar komunikasi.com/teori-semiologi-ferdinand de saussure (diakses pada 19 Februari 2018).
http:/www.setara.institute.org/en/category/galleries/indicators (diakses pada13 Februari 2018).
Yoyon Mudjiono “ Kajian Semiotika dalam Film”, diakses dari https://www.google.co.id/search?client=ucwebb&channel=sb&q=jurnal+tentang+film+pdf&oq=jurnal+tentang+film&aqs=mobile-gws-lite.1.0I5 (diakses pada tanggal 14 Februari 2018, pukul 20.16 WIB.)
Published
2019-07-24
How to Cite
Hamzah, A. (2019). Makna Puisi Wiji Thukul dalam Film “Istirahatlah Kata-Kata” dengan Pendekatan Semiotika Ferdinand De Saussure. MUHARRIK: Jurnal Dakwah Dan Sosial, 2(01), 15-31. https://doi.org/10.5281/zenodo.3544710
Abstract views: 3018 , PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 3174