The Dynamics of Social Conflict Over Agricultural Land in Kerinci, Jambi

  • Andes Hulfareza Universitas Negeri Padang
  • Susi Fitria Dewi Universitas Negeri Padang
Keywords: social conflict, agricultural land, Migrant Cultivators

Abstract

This study analyzes the conflict between migrant cultivators and local cultivators in Tamiai Village, Batang Merangin District, Kerinci Regency, Jambi Province related to land cultivation rights. It is due to the unclear contents of the initial agreement letter, causing conflicts over land disputes between the two community groups. This research is qualitative research with a descriptive-analytical method. Data were collected through interviews and documentation studies. The results of this study reveal that there are several interests and needs of the two conflicting parties related to land management. The interests of local cultivators include protecting the rights of indigenous peoples, maintaining Ulayat land as the identity of the alliance, and clarifying the status of the land. The need for local cultivators is to get economic resources. Meanwhile, the interests of migrant cultivators are to obtain compensation after the conflict and the legality of the land. The needs of migrant cultivators include maintaining economic resources (livelihoods). Among the positive forces influencing conflict resolution are local government mediation and written evidence of land clearing permits. In contrast, the opposing forces that affect conflict resolution are the presence of the parties as provocateurs, the increase in land values, legal uncertainty regarding land status, and poor communication between the conflicting parties.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adi. (2001). Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya.
Ahmadi, R. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ali, Y. (2005). Adat Basendi Syara’ Sebagai Fondasi Membangun Masyarakat Madani di Kerinci. Kerinci: STAIN Kerinci Press.
Alting, H. (2011). Penguasaan tanah masyarakat hukum adat (suatu kajian terhadap masyarakat hukum adat Ternate). Jurnal Dinamika Hukum, 11(1).
Alviya, I., Salminah, M., Arifanti, V. B., & Maryani, R. (2012). Presepsi para pemangku kepentingan terhadap pengelolaan Lanskap Hutan di daerah aliran sungai Tulang Bawang. Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 9(4), 171–184. https://doi.org/10.20886/jsek.2012.9.4.171-184
Ambarasti, K. (2016). Konflik penggunaan lahan di kawasan hutan pada wilayah kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) model belajar. Jurnal Hutan Tropis, 4(2), 167–179.
Asikin, Z. (2013). Penyelesaian konflik pertanahan pada kawasan parawisata Lombok (studi kasus tanah terlantar di Gili Trawangan Lombok). Dinamika Hukum, 14(2), 239–250.
Bogdan, R., & Biklen, S. K. (1997). Qualitative research for education. Allyn & Bacon Boston, MA.
Bush, R. A. B., & Folger, J. P. (2004). The promise of mediation: The transformative approach to conflict. San Francisco: Jossey Bass.
Dewi, S. F. (2010). Oral tradition in the study of ulayat land disputes in West Sumatra. Wacana, 12(2), 70–84.
Dewi, S. F. (2015). Nagari Boundary Conflict in West Sumatera : A Case Study of Nagari Sumpur and Bungo Tanjung. Scientific Journal of PPI-UKM ISSN No. 2356 - 2536, 206–209.
Dewi, S. F. (2017). Sosiologi Politik. Yoyakarta: Gre Publishing.
Fisher, S., & others. (2000). Mengelola konflik keterampilan dan strategi untuk bertindak. London: Zed Books.
H. M. Galang Asmara, Arba, Y. M. (2010). Penyelesaian konflik pertanahan berbasis nilai-nilai kearifan lokal di Nusa Tenggara Barat. Mimbar Hukum, 22(1), 1–200.
Hardjana, A. M. (2006). Konflik di tempat kerja. Bandung: Kanisius.
Haykal, A., Karimah, K. El, & Wibowo, S. K. A. (2012). Konflik pengetahuan kepemilikan tanah di Minangkabau. eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran, 1(1), 1–18.
Hendropuspito. (1992). Politikology. Erlangga.
Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
I Putu Prana Suta Arsadi, Ketut Sudiatmaka, R. A. W. (2018). Peran Desa Pakraman dalam menyelesaikan sengketa tanah adat di Desa Bungkulan Kabupaten Buleleng. E-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha, 1(1).
Kurniawan, W., Kusmana, C., Basuni, S., & Munandar, A. (2013). Analisis konflik pemanfaatan lahan di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. JPLS, 3(1), 23–30.
Lah, J. (2014). Peranan kepala adat dalam penyelesaian sengketa tanah ulayat di Kecamatan Sungai Boh Kabupaten Malinau. Journal Ilmu Pemerintahan, 2(4), 3273–3287.
Lexy, M. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Martoyo, Ahmad Junaidi, M. I. (2017). Pemberdayaan hukum tanah: resousi atas konflik tanah Masyarakat Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Fenomena, 16(1), 137–160.
Miles, M. B., Huberman, A. M., Huberman, M. A., & Huberman, M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook. London: sage.
Mukhtar. (2013). Metode praktis penelitian kualitatif. Bandung: GP Press Group.
Munauwarah. (2016). Konflik kepentingan dalam perebutan lahan pertambangan di Kabupaten Luwu Timur antara Masyarakat Adat To Karunsi’e dengan PT. Vale Indonesia. The POLITICS, 2(2), 132–146.
Ngadimin, Heri Kusmanto, I. (2018). Peran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam Proses Penyelesaian Permasalahan Sengketa / Konflik Areal Lahan. JPPUMA, 6(1), 25–37.
Nurdin, Z. (2015). Dilema pemanfaatan tanah ulayat untuk investasi di sumatera barat pada norma dan implementasi. Jurnal Media Hukum, 22(1), 95–109. https://doi.org/10.18196/jmh.2015.0049/
Pelly, U. (1991). Pengukuran intensitas potensi konflik dalam masyarakat majemuk. Jakarta: PKK.
Ratna, A. W. (2014). Keberpihakan regulasi pertahan terhadap hak masyarakat adat (studi kasus sengketa tanak adat di Desa Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng). Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 3(1), 328–340.
Ratna, H., & Ningrum, S. (2014). Analisis hukum sistem penyelesaian sengketa atas tanah berbasis keadilan. Jurnal Pembaharuan Hukum, 1(2), 219–227.
Riswanda, L. A. (2017). Konflik kepentingan dalam pengelolaan tanah kas desa di Desa Bejalen, Ambarawa. Jurnal Politik Muda, 6(2), 140–147.
Sakdan, M. F. (2005). Pengurusan konflik. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Setiadi, E. M., & Kolip, U. (2011). Pengantar sosiologi: pemahaman fakta dan gejala permasalahaan sosial: teori, applikasi dan pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, S. (1982). Teori sosiologi tentang pribadi dalam masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi: dilengkapi dengan metode R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tanjung Diyah Kusumaningrum, Sukirno, T. (2012). Penyelesaian sengketa tanah hak ulayat Suku Dayak Kampung 10 Upau Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Diponegoro Law Review, 1(4).
Tjosvold, D. (1998). Cooperative and competitive goal approach to conflict: Accomplishments and challenges. Applied Psychology, 47(3), 285–313.
Wahyu, A. S., & Kiptiah, M. (2016). Identifikasi konflik perebutan tanah adat di daerah lahan basah kabupaten banjar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(1), 1–6.
Welda Ningsih, D. K. A. & R. F. (2013). Konflik tanah ulayat antara Kamanakan Malakok vs Mamak Suku Tobo di Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Mamangan, 11(1), 45–59.
Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik. Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
Yurista, D. A. W. & A. P. (2018). Inisiasi Pemerintah Daerah Dalam Mengatur Alternatif Penyelesaian Sengketa Tanah Berbasis Adat di Kabupaten Manggarai. De Jure, 18(2), 275–288.
Published
2021-09-16
How to Cite
Hulfareza, A., & Dewi, S. (2021). The Dynamics of Social Conflict Over Agricultural Land in Kerinci, Jambi. MUHARRIK: Jurnal Dakwah Dan Sosial, 4(02), 187-199. https://doi.org/10.37680/muharrik.v4i02.992
Abstract views: 671 , PDF downloads: 574