Pelaksanaan Pembatalan Sertifikat Hak Atas Tanah Karena Cacat Administrasi dan Putusan Pengadilan di Kabupaten Lombok Timur

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Yuliana Yuliana

Abstract

Efforts to guarantee legal certainty and land legality apart from publish land certificates, also can be done by canceling land ownership certificates. In practice, it was found that a lot of land in East Lombok Reegency was still under disputed status. The discovery of administrative defects due to human error is efidence of non-compliance with the principle of land registration. This study aims to analyze the mechanism for cancellation of land ownership certificates due to administrative defects and court decisions at the National Land Agency Office in East Lombok Regency. Researchers apply normative juridical techniques with statutory approach. National Land Agency (BPN) has the authority to issue and cancel land rights in a concrete and final manner which causes legal consequences for both individual and legal entities. When a land title certificate is published, there is a possibility of administrative defects, and it can be canceled by a court decision as a party with permanent legal force. Conflict resolution disputes land in East Lombok Regency through legal measures has advantages and also disadvantages compared to negotiation and also mediation. Legal measures for disputes land in East Lombok can be used as an alternative conflict resolution involving indigenous peoples in order to maintain national security.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Yuliana, Y. (2023). Pelaksanaan Pembatalan Sertifikat Hak Atas Tanah Karena Cacat Administrasi dan Putusan Pengadilan di Kabupaten Lombok Timur. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 5(2), 2031-2044. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v5i2.3927

References

Alfons, Mujiburohman, D. A., & Sutaryono. (2021). Penerbitan Dan Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah Karena Cacat Administrasi. Jurnal Ilmu Hukum, 10(2), 277–288. https://doi.org/10.30652/jih.v10i2.8095
Apriani, R., & Asmar, A. R. (2022). Pelaksanaan Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Oleh Badan Pertanahan Nasional Berdasarkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. Alauddin Law Development Journal, 4(11), 95–101.
Bahri, S. (2006). Hukum Agraria Indonesia Dulu dan Kini. Padang: Universitas Andalas.
Dilapanga, R. A. (2017). Sertifikat Kepemilikan Hak Atas Tanah Merupakan Alat Bukti Otentik Menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960. Lex Crimen, 6(5), 137–144.
Gayatri, N. M. S., Seputra, I. P. G., & Suryani, L. P. (2021). Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Akibat Cacat Administrasi. Jurnal Analogi Hukum, 3(1), 79–83. https://doi.org/10.22225/ah.3.1.2021.79-83
Harsono, B. (2007). Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.
Hermit, H. (2009). Cara Memperoleh Sertifikat Tanah. Bandung: Maju Mundur
Lubis, R. (2008). Hukum Pendaftaran Tanah. Bandung : Mandar Maju.
Mauludin, N. A. (2022). Faktor Penyebab Dan Upaya Penyelesaian Kasus Pertanahan Di Desa Bilelando Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Ganec Swara, 16(2), 1572–1577.
Meiranda, A., Syamsunasir, S., Sukendro, A., & Widodo, P. (2023). Upaya Hukum Terhadap Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat di Kabupaten Kampar Guna Menjaga Keamanan Nasional. Jurnal Analisis Hukum, 6(1), 99–114. https://doi.org/10.38043/jah.v6i1.4232
Milles, M., B., Huberman, M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis A Methods Sourcsbook. Los Angeles-London: Sage, 10.
Muharam, N. (2015). Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah. Pranata Hukum, 10(1), 14–23.
Murni, C. S., & Sulaiman, S. (2022). Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Merupakan Tanda Bukti Hak Kepemilikan Tanah. Lex Librum: Jurnal Ilmu Hukum, 8(2), 183–198.
Nirwana, Patittingi, F., & Nur, S. S. (2018). Perlindungan Hukum bagi Pemegang Hak atas Tanah Sesungguhnya dalam Transaksi Jual Beli Menggunakan Rincik Palsu. Pagarutuang Law Journal, 1(2), 180–197.
Permata, S. C., Safa’at, R., & Safi’i, R. I. R. (2018). Implementasi Putusan Hakim Terhadap Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah. IUS: Jurnal Kajian Hukum Dan Keadilan, 6(3), 468–480. https://doi.org/10.29303/ius.v6i3.573
Rosmaniar, A., Mimin, A. K., & Lay, B. P. (2023). Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sengketa Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang. Jurnal Ilmiah Dan Karya Mahasiswa, 1(3), 340–354.
Santoso, U. (2007). Hukum Agraria & Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saraswati, A. M., & Ratna, E. (2022). Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Karena Overlapping Di Kantor Pertanahan Kota Semarang. Notarius, 15(1), 403–418.
Sibuea, H. Y. P. (2011). Arti Penting Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali. Negara Hukum, 2(2), 287–306.
Soerodjo, I. (2003). Pengelolaan atas Tanah dan Kepastian Hukum tanah di Indonesia, Surabaya: Arkola.
Somomoeljono, S. (2021). Pembatalan Sertifikat Tanah Dalam Perspektif Hukum Agraria Dan Tindak Pidana Korupsi. Res Justitia: Jurnal Ilmu Hukum, 1(2), 168–178.
Wahid, M. (2008). Mamaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah, Jakarta: Republika.