A Structural Functionalism Theory Review of the Prohibition of Sara Urang Marriage in Asir-Asir Village Central Aceh
DOI:
https://doi.org/10.37680/almanhaj.v6i1.5047Keywords:
Structural Functionalism; Marriage Prohibition; Sara UrangAbstract
The purpose of this paper is to examine further how the tradition of the prohibition of sara urang marriage in Asir-Asir Village, Lut Tawar District, Central Aceh Regency, and how the structural functionalism theory reviews the tradition of the prohibition of sara urang marriage in Asir-Asir Village, Lut Tawar District, Central Aceh Regency. The type of research in this paper is empirical legal research using a sociological approach and the data sources used are primary data sources and secondary data sources. This research shows: First, the prohibition of sara urang marriage in Asir-Asir Village, Lut Tawar Subdistrict, Central Aceh Regency is based on the tradition of the prohibition of sara urang marriage and its purpose is to avoid social impacts when domestic conflicts occur. So, if you violate the tradition of the prohibition of sara urang marriage, you will be subject to sanctions in the form of parak (seclusion) and also muguleh koro (pay a fine). Second, the prohibition of sara urang marriage as a means of creating order in society is supported by the role of an active and interconnected community structure. This is by the theory of structural functionalism which explains that the relationship between interconnected elements will help to create order in society.
Downloads
Download data is not yet available.
References
Aditya, Z. F., & Yulistyaputri, R. (2019). Romantisme Sistem Hukum di Indonesia: Kajian atas Kontribusi Hukum Adat dan Hukum Islam terhadap Pembangunan Hukum di Indonesia. Jurnal Rechtsvinding, 8(1), 37–54. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v8i1.305
Apriyani, R. (2018). Keberadaan Sanksi Adat Dalam Penerapan Hukum Pidana Adat. Jurnal Hukum PRIORIS, 6(3), 227–246. https://doi.org/10.25105/prio.v6i3.3178
Ayomi, P. S. (2024). Penerapan Sanksi Parak Sebagai Larangan Kerje Sara Urang Pada Suku Gayo (Studi Kasus Kampung Hakim Wih Ilang Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah) [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Djun’astuti, E., Tahir, M., & Marnita, M. (2022). Studi Komparatif Larangan Perkawinan Antara Hukum Adat, Hukum Perdata dan Hukum Islam. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, 4(2), 119–128. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v4i1.1574
Efrianto, G. (2024). Hukum Adat dalam Masyarakat Samin dan Baduy. PT. Literasi Nusantara Abadi Grup.
Fajar, M., & Acmad, Y. (2023). Dualisme Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris (VII). Pustaka Pelajar.
Fauzah, T. I. (2019). Angesthi Sampurnaning Kautaman (ASK): A Cultural System In The City of Yogyakarta. Dialog, 42(1), 93–106. https://doi.org/https://doi.org/10.47655/dialog.v42i1.324
Hakim, N. (2017). Konflik Antara Al-‘Urf (Hukum Adat) Dan Hukum Islam Di Indonesia. Jurnal EduTech, 3(2), 54–63. https://doi.org/https://doi.org/10.30596/edutech.v3i2.1250
Herawati, A. (2023). Perubahan Sosial Masyarakat Di Masa New Normal (Analisis Menggunakan Perspektif Sosiologi Talcott Parsons). Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 25(1).
KA, R. (2022). Larangan Perkawinan “Sara Urang” Dalam Hukum Adat Gayo, Ini Tujuannya. Kabar Aceh. https://www.kabaraceh.co/2022/11/larangan-perkawinan-sara-urang-dalam.html
Maladi, Y. (2010). Eksistensi Hukum Adat dalam Konstitusi Negara Pasca Amandemen. Mimbar Hukum, 22(3), 450.
Manan, A., & Ruzaipah, M. (2021). Perkawinan Exogami Perspektif Undang-Undang Perkawinan: Studi Kasus Di Desa Tanjung Pauh Kec. Singingi Hilir Kab. Kuantan Singingi Provinsi Riau. Legitima: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 3(2), 147–159. https://doi.org/https://doi.org/10.33367/legitima.v3i2.1281
Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram University Press.
Muhammadun, & Murjazin. (2020). Kemajemukan Hukum dalam Bingkai Masyarakat Madani dari Masa ke Masa. 2(1). https://doi.org/10.47453/eduprof.v3i2.88
Niko, N., & Yulasteriyani. (2020). Pembangunan Masyarakat Miskin Di Pedesaan Perspektif Fungsionalisme Struktural. MUHARRIK: Jurnal Dakwah dan Sosial, 3(2), 213–225. https://doi.org/https://doi.org/10.37680/muharrik.v3i02.476
Nisa, S. C., Zuchrufi, S. E., Jousi, M., & Rifqi, M. J. (2024). Analisis Struktural Fungsionalisme Terhadap Tingginya Angka Pernikahan DIni di Desa Wringinanom Kecamatan Poncukusumo Kabupaten Malang. Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam, 5(1), 77–94. https://doi.org/https://doi.org/10.15575/as.v5i1.31425
Nugroho, A. C. (2021). Teori Utama Sosiologi Komunikasi (Fungsionalisme Struktural, Teori Konflik, Interaksi Simbolik). Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massa, 2(2), 185–194.
Prasetya, A., Nurdin, M. F., & Gunawan, W. (2021). Perubahan Sosial Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal. Sosietas, 11(1), 930–938. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17509/ijost.v4i1.xxxx
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pub. L. No. 1 (1974).
Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, Pub. L. No. 1 (1991).
Putriyah, N., & Wahid, A. B. (2015). Perkawinan Eksogami: Larangan Perkawinan Satu Datuak di Nagari Ampang Kuranji, Sumatera Barat. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 8(2), 175–188. https://doi.org/https://doi.org/10.14421/ahwal.2015.08205
Rahman, Z. A., Na’mah, U., & Ariwibowo, A. S. (2020). Mitologi Perkawinan Ngalor-Ngulon Masyarakat Muslim Desa Mlilir Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk: Perspektif Teori Fungsionalme Struktural. Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam, 18(2), 102–119. https://doi.org/https://doi.org/10.30762/realita.v18i2.4166
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, (2014).
Safitri, A. A., Khoirun, I., Astutik, S. P., & Rachmatulloh, M. A. (2022). Eksistensi Hukum Adat Dalam Tata Hukum Indonesia. Rechtenstudent, 3(2), 214–230. https://doi.org/https://doi.org/10.35719/rch.v3i2.124
Santoso. (2016). Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan, Hukum Islam dan Hukum Adat. YUDISIA, 7(2), 412–434. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/yudisia.v7i2.2162
Sariroh, S. (2017). Perkawinan Dini Perspektif Fungsionalisme Struktural (Studi Kasus di Desa Poreh, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura) [Tesis, Dipublikasikan] [Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang]. http://etheses.uin-malang.ac.id/10242/1/15781018.pdf.
Sariroh, S. (2021). Data Forgery dalam Perkawinan Dini Perspektif Fungsionalisme Structural. An-Nisa’: Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman, 14(2), 155–170. https://doi.org/10.35719/annisa.v14i2.64
Setiawan, N. R. A., & Solikhudin, M. (2022). Tinjauan Fungsionalisme Struktural Terhadap Tradisi Kirab Pendopo Pranikah di Gresik. Hukum Keluarga Islam, 1(2), 33–42.
Sulistiani, S. L. (2021). Hukum Adat di Indonesia. Sinar Grafika.
Sulistiawati, A., & Nasution, K. (2022). Upaya Penanaman Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Telaah Pendekatan Struktural Fungsional Talcott Parsons. Jurnal Papeda, 4(1), 24–33. https://doi.org/https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i1.1839
Sumardi, D. (2016). Islam , Pluralisme Hukum dan Refleksi Masyarakat Homogen. Asy-Syirah Jurnal Ilmu Syaria’ah dan Hukum, 50(2), 481–504. https://doi.org/https://doi.org/10.14421/ajish.v50i2.240
Syahbandir, M. (2010). Kedudukan Hukum Adat dalam Sistem Hukum. Jurnal Kanun, 12(1).
Syarifuddin, A. (2014). Hukum Perkawinan di Indonesia (5 ed.). Kencana.
Tawarniate. (2020). Larangan Kerja Sara Urang Pada Suku Gayo Dalam Preseptik Kompilasi Hukum Islam [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Tazkiyah, D. (2022). Adaptasi Tradisi Angpao Saat Hari Raya Lebaran di Purwokerto: Perspektif Teori Agil Talcott Parsons. Jurnal Cakrawala Mandarin, 6(1), 76–85.
Tihami, & Sahrani, S. (2018). Fikih Munakahat (5 ed.). PT. Raja Grafindo Persada.
Tuahmi, I. (2023). Penerapan Larangan Kerje Sara Urang pada Masyarakat Suku Gayo Menurut Perspektif Hukum Islam [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Undang-Undang Dasar, (1945).
Wani, S. (2022). Dampak Larangan Perkawinan Sara Urang (Studi Kasus Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah) [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Winardi. (2020). Eksistensi dan Kedudukan Hukum Adat dalam Pergumulan Politik Hukum Nasional. Widya Yuridika, 3(1), 95–106. https://doi.org/https://doi.org/10.31328/wy.v3i1.1364
Apriyani, R. (2018). Keberadaan Sanksi Adat Dalam Penerapan Hukum Pidana Adat. Jurnal Hukum PRIORIS, 6(3), 227–246. https://doi.org/10.25105/prio.v6i3.3178
Ayomi, P. S. (2024). Penerapan Sanksi Parak Sebagai Larangan Kerje Sara Urang Pada Suku Gayo (Studi Kasus Kampung Hakim Wih Ilang Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah) [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Djun’astuti, E., Tahir, M., & Marnita, M. (2022). Studi Komparatif Larangan Perkawinan Antara Hukum Adat, Hukum Perdata dan Hukum Islam. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, 4(2), 119–128. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v4i1.1574
Efrianto, G. (2024). Hukum Adat dalam Masyarakat Samin dan Baduy. PT. Literasi Nusantara Abadi Grup.
Fajar, M., & Acmad, Y. (2023). Dualisme Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris (VII). Pustaka Pelajar.
Fauzah, T. I. (2019). Angesthi Sampurnaning Kautaman (ASK): A Cultural System In The City of Yogyakarta. Dialog, 42(1), 93–106. https://doi.org/https://doi.org/10.47655/dialog.v42i1.324
Hakim, N. (2017). Konflik Antara Al-‘Urf (Hukum Adat) Dan Hukum Islam Di Indonesia. Jurnal EduTech, 3(2), 54–63. https://doi.org/https://doi.org/10.30596/edutech.v3i2.1250
Herawati, A. (2023). Perubahan Sosial Masyarakat Di Masa New Normal (Analisis Menggunakan Perspektif Sosiologi Talcott Parsons). Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 25(1).
KA, R. (2022). Larangan Perkawinan “Sara Urang” Dalam Hukum Adat Gayo, Ini Tujuannya. Kabar Aceh. https://www.kabaraceh.co/2022/11/larangan-perkawinan-sara-urang-dalam.html
Maladi, Y. (2010). Eksistensi Hukum Adat dalam Konstitusi Negara Pasca Amandemen. Mimbar Hukum, 22(3), 450.
Manan, A., & Ruzaipah, M. (2021). Perkawinan Exogami Perspektif Undang-Undang Perkawinan: Studi Kasus Di Desa Tanjung Pauh Kec. Singingi Hilir Kab. Kuantan Singingi Provinsi Riau. Legitima: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 3(2), 147–159. https://doi.org/https://doi.org/10.33367/legitima.v3i2.1281
Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram University Press.
Muhammadun, & Murjazin. (2020). Kemajemukan Hukum dalam Bingkai Masyarakat Madani dari Masa ke Masa. 2(1). https://doi.org/10.47453/eduprof.v3i2.88
Niko, N., & Yulasteriyani. (2020). Pembangunan Masyarakat Miskin Di Pedesaan Perspektif Fungsionalisme Struktural. MUHARRIK: Jurnal Dakwah dan Sosial, 3(2), 213–225. https://doi.org/https://doi.org/10.37680/muharrik.v3i02.476
Nisa, S. C., Zuchrufi, S. E., Jousi, M., & Rifqi, M. J. (2024). Analisis Struktural Fungsionalisme Terhadap Tingginya Angka Pernikahan DIni di Desa Wringinanom Kecamatan Poncukusumo Kabupaten Malang. Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam, 5(1), 77–94. https://doi.org/https://doi.org/10.15575/as.v5i1.31425
Nugroho, A. C. (2021). Teori Utama Sosiologi Komunikasi (Fungsionalisme Struktural, Teori Konflik, Interaksi Simbolik). Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massa, 2(2), 185–194.
Prasetya, A., Nurdin, M. F., & Gunawan, W. (2021). Perubahan Sosial Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal. Sosietas, 11(1), 930–938. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17509/ijost.v4i1.xxxx
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pub. L. No. 1 (1974).
Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, Pub. L. No. 1 (1991).
Putriyah, N., & Wahid, A. B. (2015). Perkawinan Eksogami: Larangan Perkawinan Satu Datuak di Nagari Ampang Kuranji, Sumatera Barat. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 8(2), 175–188. https://doi.org/https://doi.org/10.14421/ahwal.2015.08205
Rahman, Z. A., Na’mah, U., & Ariwibowo, A. S. (2020). Mitologi Perkawinan Ngalor-Ngulon Masyarakat Muslim Desa Mlilir Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk: Perspektif Teori Fungsionalme Struktural. Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam, 18(2), 102–119. https://doi.org/https://doi.org/10.30762/realita.v18i2.4166
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, (2014).
Safitri, A. A., Khoirun, I., Astutik, S. P., & Rachmatulloh, M. A. (2022). Eksistensi Hukum Adat Dalam Tata Hukum Indonesia. Rechtenstudent, 3(2), 214–230. https://doi.org/https://doi.org/10.35719/rch.v3i2.124
Santoso. (2016). Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan, Hukum Islam dan Hukum Adat. YUDISIA, 7(2), 412–434. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/yudisia.v7i2.2162
Sariroh, S. (2017). Perkawinan Dini Perspektif Fungsionalisme Struktural (Studi Kasus di Desa Poreh, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura) [Tesis, Dipublikasikan] [Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang]. http://etheses.uin-malang.ac.id/10242/1/15781018.pdf.
Sariroh, S. (2021). Data Forgery dalam Perkawinan Dini Perspektif Fungsionalisme Structural. An-Nisa’: Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman, 14(2), 155–170. https://doi.org/10.35719/annisa.v14i2.64
Setiawan, N. R. A., & Solikhudin, M. (2022). Tinjauan Fungsionalisme Struktural Terhadap Tradisi Kirab Pendopo Pranikah di Gresik. Hukum Keluarga Islam, 1(2), 33–42.
Sulistiani, S. L. (2021). Hukum Adat di Indonesia. Sinar Grafika.
Sulistiawati, A., & Nasution, K. (2022). Upaya Penanaman Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Telaah Pendekatan Struktural Fungsional Talcott Parsons. Jurnal Papeda, 4(1), 24–33. https://doi.org/https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i1.1839
Sumardi, D. (2016). Islam , Pluralisme Hukum dan Refleksi Masyarakat Homogen. Asy-Syirah Jurnal Ilmu Syaria’ah dan Hukum, 50(2), 481–504. https://doi.org/https://doi.org/10.14421/ajish.v50i2.240
Syahbandir, M. (2010). Kedudukan Hukum Adat dalam Sistem Hukum. Jurnal Kanun, 12(1).
Syarifuddin, A. (2014). Hukum Perkawinan di Indonesia (5 ed.). Kencana.
Tawarniate. (2020). Larangan Kerja Sara Urang Pada Suku Gayo Dalam Preseptik Kompilasi Hukum Islam [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Tazkiyah, D. (2022). Adaptasi Tradisi Angpao Saat Hari Raya Lebaran di Purwokerto: Perspektif Teori Agil Talcott Parsons. Jurnal Cakrawala Mandarin, 6(1), 76–85.
Tihami, & Sahrani, S. (2018). Fikih Munakahat (5 ed.). PT. Raja Grafindo Persada.
Tuahmi, I. (2023). Penerapan Larangan Kerje Sara Urang pada Masyarakat Suku Gayo Menurut Perspektif Hukum Islam [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Undang-Undang Dasar, (1945).
Wani, S. (2022). Dampak Larangan Perkawinan Sara Urang (Studi Kasus Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah) [Skripsi, Dipublikasikan]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Winardi. (2020). Eksistensi dan Kedudukan Hukum Adat dalam Pergumulan Politik Hukum Nasional. Widya Yuridika, 3(1), 95–106. https://doi.org/https://doi.org/10.31328/wy.v3i1.1364
Downloads
Published
2024-07-30
How to Cite
Fattah, A., Arresti, F. T., & Rizki, F. N. (2024). A Structural Functionalism Theory Review of the Prohibition of Sara Urang Marriage in Asir-Asir Village Central Aceh. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 6(1), 251–264. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v6i1.5047
Issue
Section
Articles
License
Copyright:
An author who publishes in Al-Manhaj agrees to the following terms:
- Author retains the copyright and grants the journal the right of first publication of the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Author is able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book) with the acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Author is permitted and encouraged to post his/her work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).
License:
-
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
-
No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
