Peran Kiai Dalam Perlindungan Sosial (Studi Kegiatan Yatiman Di Pondok Pesantren Al-Kholily Ma’unah Sari Pilang Sampung Ponorogo)

  • Binti Masruroh Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
  • Syamsul Wathoni Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
Keywords: Kiai, Pondok Pesantren, Yatim

Abstract

Abstrak

Kegiatan yatiman di Pondok Pesantren Al-Kholily Ma’unah Sari dilaksanakan setiap tangal 10 muharram. Yang langsung di pimpin oleh seorang kiai, Kiai adalah orang yang mengajarkan pengetahuan agama dengan cara berceramah, menyampaikan fatwa agam kepada masyarakat luas. Kiai secara etimologis (lughotan) menurut adaby darba kata kiyai berasal dari bahasa jawa kuno “kiya-kiya” yang artinya orang yang dihormati. Selain itu ada pula yang mengartikan man balagha sinnal arbain, yaitu orang-orang yang sudah tua umumya atau orang-orang yang mempunyai kelebihan. Sedangkan secara terminology Kiai menurut Manfred Ziemek adalah pendiri dan pemimpin sebuah pesantren yang sebagai muslim terpelajar, telah membaktikan hidupnya demi Allah serta menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran, padangan Islam melalui kegiatan pendidikan Islam. Kiai Pondok Pesantren Al-Kholily Ma’unah Sari yang bernama Kiai Agus Mahmud Isa Mudzofar selain pandai ilmu beliau juga dikenal arif dan karismatik, berkat kearifan dan karismatik beliau mampu menarik para donator-donatur yatiman.

Abstract

Compensation activities at the Al-Kholily Ma'unah Sari Islamic Boarding School are held every 10 muharrams. Directly led by a kiai, Kiai is a person who teaches religious knowledge by giving lectures, conveying religious fatwas to the wider community. Etymologically kiai (lughotan) according to adaby darba the word kiyai comes from the ancient Javanese language "kiya-kiya" which means people who are respected. In addition, there are also those who interpret man balagha sinnal arbain, namely people who are generally old or people who have advantages. Meanwhile, in terms of Kiai, according to Manfred Ziemek, he is the founder and leader of an Islamic boarding school who, as an educated Muslim, has dedicated his life to Allah and disseminates and deepens the teachings of Islam through Islamic education activities. The Kiai of Al-Kholily Ma'unah Sari Islamic Boarding School named Kiai Agus Mahmud Isa Mudzofar, apart from being good at knowledge, is also known as wise and charismatic, thanks to his wisdom and charismatic ability to attract Yatiman donors.

References

Dhofier, Zamarkhsyari, (1928). Tradisi Pesantren; Setudi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES.

Djajasudarma, Fatimah,(2006). Metode Linguistik, Bandung: PT Refika Aditama

http://id.wikipedia.org/wiki/Yayasan (25 Oktober 2017)

Koshi, Hiroko Hori, (1987). Kyai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.

Moleong, Lexy J.(2009) , Metode Penelitian Kualitatif, Badung: PT. Remaja Rosda Karya.

Raharjo, M. Dawam, dkk. (1988). Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3ES.

Shihab, Quraish, (1996). Tafsir Al-Mishbah vol 5 Jakarta: Lentera Hati.

Sobari, Moh, (2000) Kyai Nyentrik Merubah Pemerintah, Yogyakarta: LKIS.

Suharto, Edi, (2005). Analisis Kebijakan Publik, Bandung: ALFABETA, 2005

Suharto, Edi, (2006) Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama.

Sukanto.(1999). Kepemimpinan Kyai dalam Pesantren, Jakarta: IKAPI.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan & Kebudayaan, (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet III, ed. II, Jakarta: Balai Pustaka,

Tyastuti, I. (2018). Pesantren Dan Tantangan Modernisasi Dalam Buku Menggerakkan Tradisi Karya Kh. Abdurrahman Wahid. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan , 13 (02), 348-366. https://doi.org/10.37680/adabiya.v13i02.30

Ziemek, Manfred, (1986). Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: P3M. 1986.

Published
2019-07-23
How to Cite
Masruroh, B., & Wathoni, S. (2019). Peran Kiai Dalam Perlindungan Sosial (Studi Kegiatan Yatiman Di Pondok Pesantren Al-Kholily Ma’unah Sari Pilang Sampung Ponorogo). Journal of Community Development and Disaster Management, 1(2), 79-89. https://doi.org/10.37680/jcd.v1i2.740
Abstract views: 888 , PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 922