Basis Transformasi Tradisi Pesantren Salaf di Era Modern (Kajian Semiotika Barthes dan Dekonstruksi Derrida)
Abstract
Pesantren has contributed to a system of values of local wisdom that has become a tradition and is believed to be a core value and belief. However, not a few pesantren traditions are underestimated, valued by the Orientalists as old-fashioned, traditional, sincretic, etc. The existence of a shift in the view of the pesantren tradition, encourages authors to deconstruct salaf pesantren traditions using the study of Barthes's semiotics and Derrida's deconstruction theory analysis by: 1) Finding the meaning of denotation and connotation through signs, signifier and signified, 2) Tracing the elements of aporia (paradoxical meaning, contradictory meaning, and irony meaning), and 3) Reversing or changing the (conventional) meanings. The results of the study concluded that: 1) The traditions that have been developed in the Salaf pesantren are the accumulated interpretations that have been passed on by the ancestors as the treasures of human psychology (al-makhzun al-nafs) which act as guide tools in a boarding school environment; 2) analysis of the deconstruction of the salaf pesantren tradition is done by severing the epistemological relationship to all authorities that shape the knowledge tradition by overhauling the standard and frozen relations system into a fluid system of relations, further accounted for giving reasonable sides in all the traditions that developed within.
Keywords: Semiotics, Roland Barthes, Deconstruction, Jacques Derrida, Pesantren Tradition
Abstrak
Pesantren telah melahirkan sistem nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi tradisi dan diyakini sebagai nilai dasar (core belief and core values). Namun, tidak sedikit tradisi-tradisi pesantren dipandang sebelah mata, kolot, sinkretis, jumud dan kuno oleh kaum orientalis. Adanya pergeseran pandangan tersebut, mendorong penulis untuk mendekonstruksi tradisi pesantren salaf menggunakan kajian semiotika Barthes dan pisau analisis teori dekonstruksi Derrida dengan cara: 1) Mencari makna denotasi dan konotasi lewat tanda, penanda dan petanda, 2) Melacak unsur-unsur aporia (makna paradoks, makna kontradiktif, dan makna ironi), dan 3) Membalikkan atau merubah makna-makna yang sudah dikonvensionalkan. Penelitian kualitatif ini berlokasi di Pesantren Darussalam Mekar Agung Madiun. Melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, disimpulkan bahwa: 1) Tradisi-tradisi yang telah berkembang di pesantren salaf merupakan akumulasi interpretasi yang telah diwariskan para leluhur sebagai khazanah kejiwaan manusia (al-makhzun al-nafs) yang menjadi pedoman dan piranti dalam lingkungan pesantren; 2) analisis dekonstruksi tradisi pesantren salaf dilakukan dengan memutuskan hubungan epistemologis terhadap segala otoritas yang membentuk tradisi pengetahuan dengan merombak sistem relasi yang baku dan beku, menjadi sistem relasi yang cair dan dinamis, dari yang mutlak menjadi relatif, dari ahistoris menjadi historis yang selanjutnya dipertanggungjawabkan untuk memberi sisi-sisi masuk akal (reasonable) dalam segenap tradisi yang berkembang.
Kata Kunci: Semiotika, Roland Barthes, Dekontruksi, Jacques Derrida, Tradisi Pesantren.
Downloads
References
Barthes, R. (2004). Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Dwijayanto, A. (2017). PRIBUMISASI ISLAM NUSANTARA: ANTARA NALAR BERAGAMA DAN GERAKAN SOSIAL KEAGAMAAN DI INDONESIA. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 9(02), 71-92. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v9i02.342
Fayyadl, M. A.-. (2005). Derrida. Yogyakarta: LkiS.
Foucault, M. (1981). Truth and Power. In C. Gordon (Ed.), Power/Knowledge: Selected Interviews and Other Writings, 1972-1977. Sussex: Harvester Press.
Ghazali, B. (2001). Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Hafidhoh, N. (2016). PENDIDIKAN ISLAM DI PESANTREN ANTARA TRADISI DAN TUNTUTAN PERUBAHAN. MUADDIB, 6(1), 88–106.
Hasbullah. (1996). Kapita Selesta Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hoed, H. B. (2011). Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.
Mastud, A. (2002). Pesantren dan Wali Songo. In Dariri Amin (Ed.), Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Mukhibat. (2015). Meneguhkan Kembali Budaya Pesantren dalam Merajut Lokalitas, Nasionalitas, dan Globalitas. Karsa, 23(156), 177–192. https://doi.org/10.19105/karsa.v2312.717
Muzakki, H. (2017). WACANA KEAGAMAAN REMAJA DI MEDIA SOSIAL (Kajian Analisis Wacana Model Van Dijk dalam Tulisan Afi). As-Salam, VI(2).
Nata, A. (2001). Sejarah Perkembangan dan Pertumbuhan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Nisa, K. M. (2018). GLOKALISASI: MEMBANGUN PENDIDIKAN GLOBAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA PONDOK MODERN. AN-NUHA, 5(1).
Pengurus. (2019). SELAYANG PANDANG.
Rahmat, I. (2003). Islam Pribumi: Mencari Wajah Islam Indonesia. Jakarta: Tashwirul Afkar.
Rohmatulloh, D. (2018). Peta Dinamika Dakwah dalam Mobilitas Muslim Indonesia di Abad ke-20. MUHARRIK: Jurnal Dakwah Dan Sosial, 1(01), 86-96. https://doi.org/10.5281/zenodo.3545043
Sahibudin. (2017). RELEVANSI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN TRADISIONAL DALAM ERA MODERNISASI (Studi Kasus Ponpes Miftahul Ulum Bettet Pamekasan). Al-Ulum, 4(1), 145–162.
Sajogyo, & Sajogyo, P. (1995). Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Saleh, F. (2004). Teologi Pembaruan: Pergeseran Wacana Islam Sunni di Indonesia Abad XX. Jakarta: Serambi.
Suyatno. (2012). DEKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SUBSISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Jurnal Pendidikan Islam, I.
Thonthowi. (2008). PENDIDIKAN DAN TRADISI (Menakar Tradisi Pendidikan Pesantren). Tadris, 3(2).
Authors who submit manuscript retain its copyright and grant publisher right of first publication licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0) that allows others to access (search, read, download, and cite), share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon any material) the work for any lawful purpose, even commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Qalamuna: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama.