Sosialisasi Potensi Keberagaman dan Semangat Toleransi di Kelurahan Sulamu Kabupaten Kupang
Socialization of The Potential of Diversity and the Spirit of Tolerance in Sulamu of Kupang Regency
Abstract
Multicultural diversity is a fact of life that exists in Indonesian people's lives which is the greatest gift of God should be maintained. By engaging the Bajo tribal community in the Sulamu village of Kupang, province East Nusa Tenggara, who share the livelihood in the village with people of different tribes and religions, this community service is methodologically carried out by doing socialization. The important objective of the socialization was to obtain the communal understanding within the Bajo ethnic community about the potential for diversity in order to realize the spirit of tolerance in Sulamu Village. By participating in the program, the Bajo people, who are all Muslims in religion, gain knowledge in increasing their insight into thinking and realizing harmonious relationships and mutual understanding in building peace, unity, integrity, and prosperity.
Keberagaman multikultural merupakan fakta kehidupan yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan merupakan anugerah Tuhan yang paling besar untuk dijaga. Dengan melibatkan masyarakat Suku Bajo di Desa Sulamu Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang hidup di desa tersebut dengan masyarakat beragam suku dan agama, program ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi. Tujuan penting dari sosialisasi tersebut adalah untuk memperoleh pemahaman komunal dalam masyarakat etnis Bajo tentang potensi keragaman dalam rangka mewujudkan semangat toleransi di Desa Sulamu. Dengan mengikuti program tersebut, masyarakat Bajo yang beragama Islam memperoleh pengetahuan dalam meningkatkan wawasan berpikir dan mewujudkan hubungan yang harmonis dan saling pengertian dalam membangun perdamaian, persatuan, kesatuan, dan kesejahteraan.
Downloads
References
Binmore, K. (2010). Social norms or social preferences?. Mind & Society, 9(2), 139-157. https://doi.org/10.1007/s11299-010-0073-2
Durkheim, E. (2017). The Elementary Forms of the Religious Life. The Free Press.
El Muhtaj, M. (2016). Resensi Buku "Kewargaan Multikultural; Teori Liberal Mengenai Hak-hak Minoritas". HUMANITAS: Jurnal Kajian dan Pendidikan HAM, 7(2), 105-115. https://doi.org/10.24114/hpu.v7i2.10918
Laleye, S. (2011). Democracy in Conflict and Conflicts in Democracy: The Nigerian Experience. Cultura, 8(1), 127-142. https://doi.org/10.2478/v10193-011-0008-x
Lestari, G. (2015). Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah Kehidupan SARA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 28(1). http://dx.doi.org/10.17977/jppkn.v28i1.5437
Purwanto, A. (2012). Nalar Ayat-Ayat Semesta. Mizan Pustaka.
Sahfutra, S. (2019). Konflik dan Bina Damai Masyarakat Multirelijius: Studi Masyarakat Turgo Lereng Merapi Yogyakarta. MUHARRIK: Jurnal Dakwah Dan Sosial, 2(2), 71-97. https://doi.org/10.5281/zenodo.3540507
Setiawan, D., & Amal, B. K. (2016). Membangun Pemahaman Multikultural dan Multiagama Guna Menangkal Radikalisme di Aceh Singkil. Al Ulum, 16(2), 349. https://doi.org/10.30603/au.v16i2.155
Setyawan, A. (2020). Dakwah yang Menyelamatkan: Memaknai Ulang Hakikat dan Tujuan Da’wah Islamiyah. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 15(02), 189-199. https://doi.org/10.37680/adabiya.v15i02.487
Sutarno. (2007). Pendidikan Multikultural. Kalimantan Selatan: Dinas Pendidikan dan FKIP Unlam.
Copyright (c) 2021 Zainur Wula, Hadjrah Arifin, Siti Syahida Nurani, Wellem Nggonggoek, Bacotang Bacotang
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who submit manuscript retain its copyright and grant Amalee right of first publication licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0) that allows others to access (search, read, download, and cite), share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon any material) the work for any lawful purpose, even commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement.